Kemajuan
zaman, terutama pengaruh dari perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah
membuat dinamikadunia usaha kian mengalami perubahan. Banyak bidang
bisnis baru dan ragam profesi yang tumbuh akibat terobosan-terobosan di sektor
iptek tersebut. Namun, tak sedikit pula bidang usaha lama yang dulu eksis, kini
perlahan-perlahan mulai mengalami stagnasi bahkan mulai ditinggalkan para
pengusaha. Ada banyak bisnis di dunia ini yang terkena imbas dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk juga bisnis kecil di Indonesia,
diantaranya:
1.
Rental Buku Komik/Novel
Usaha penyewaan buku komik atau pun novel sama nasibnya dengan usaha toko buku. Meskipun minat baca masyarakat Indonesia cenderung membaik, namun kemudahan akses internet dan proses digitalisasi membuat banyak orang yang lebih gemar membaca komik atau pun cerita novel di internet, apa lagi banyak yang menawarkan gratis. Selain itu, perkembangan gadget seperti book reader, komputer tablet, atau pun smartphone turut membuat cara baca bagi sebagian orang mulai berubah. Hal tersebut membuat toko buku atau pun rental komik/novel mulai mengalami penurunan omzet.
Usaha penyewaan buku komik atau pun novel sama nasibnya dengan usaha toko buku. Meskipun minat baca masyarakat Indonesia cenderung membaik, namun kemudahan akses internet dan proses digitalisasi membuat banyak orang yang lebih gemar membaca komik atau pun cerita novel di internet, apa lagi banyak yang menawarkan gratis. Selain itu, perkembangan gadget seperti book reader, komputer tablet, atau pun smartphone turut membuat cara baca bagi sebagian orang mulai berubah. Hal tersebut membuat toko buku atau pun rental komik/novel mulai mengalami penurunan omzet.
2.
Bisnis Wartel
Di era tahun 80 hingga 90an, warung telepon hampir ada di setiap sudut kecamatan, bahkan sampai ke desa-desa. Namun, kemajuan teknologi nirkabel membuat perkembangan teknologi GSM dan CDMA semakin terjangkau, sehingga muncullah operator-operator penyedia jasa layanan jaringan telepon tersebut lalu menggeser bisnis warung telepon. Kini nampaknya usaha wartel kian memudar.
Di era tahun 80 hingga 90an, warung telepon hampir ada di setiap sudut kecamatan, bahkan sampai ke desa-desa. Namun, kemajuan teknologi nirkabel membuat perkembangan teknologi GSM dan CDMA semakin terjangkau, sehingga muncullah operator-operator penyedia jasa layanan jaringan telepon tersebut lalu menggeser bisnis warung telepon. Kini nampaknya usaha wartel kian memudar.
3.
Toko Kaset
Kemajuan digitalisasi suara mampu membuat lagu-lagu dapat disimpan dalam berbagai format, misalnya mp3, wav, imr, dsb yang dapat ditransfer dalam berbagai perangkat elektronik seperti iPod, hp, komputer, flashdisc, bahkan disimpan di internet sehingga bisa didownload dengan gratis. Hal tersebut membuat orang mulai menikmati musik dengan cara dan perangkat yang berbeda yang akhirnya toko-toko kaset mulai mengalami penurunan omset. Hal ini semakin diperparah dengan maraknya pembajakan!
Kemajuan digitalisasi suara mampu membuat lagu-lagu dapat disimpan dalam berbagai format, misalnya mp3, wav, imr, dsb yang dapat ditransfer dalam berbagai perangkat elektronik seperti iPod, hp, komputer, flashdisc, bahkan disimpan di internet sehingga bisa didownload dengan gratis. Hal tersebut membuat orang mulai menikmati musik dengan cara dan perangkat yang berbeda yang akhirnya toko-toko kaset mulai mengalami penurunan omset. Hal ini semakin diperparah dengan maraknya pembajakan!
4.
Warung Internet
Banyak penyewaan internet yang akhir-akhir ini omsetnya mulai menurun. Hal itu lebih banyak disebabkan oleh semakin maraknya akses internet melalui handphone. Mencari suatu informasi, update status jejaring sosial, atau punberbisnis lewat internet cukup bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah smartphone kecil. Jadi semakin banyak orang yang enggan pergi ke warung internet.
Banyak penyewaan internet yang akhir-akhir ini omsetnya mulai menurun. Hal itu lebih banyak disebabkan oleh semakin maraknya akses internet melalui handphone. Mencari suatu informasi, update status jejaring sosial, atau punberbisnis lewat internet cukup bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah smartphone kecil. Jadi semakin banyak orang yang enggan pergi ke warung internet.
5.
Bisnis Bioskop
Di era tahun 70 hingga 90an, bisnis bioskop merupakan salah satu bisnis yang populer. Bahkan di setiap kampung-kampung sering diadakan nonton layar tancap. Saat itu perfilman Indonesia memang sedang berada masa keemasan. Namun kini, semakin banyaknya orang yang memiliki pesawat televisi di rumah masing-masing dengan berbagai acara variatif, menjadikan bisnis bioskop ataupun bioskop mini seolah-olah ditelan zaman. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya gedung-gedung bioskop di daerah telah beralih fungsi. Di negara-negara barat, nonton di bioskop memang masih mendapat tempat di hati masyarakatnya. Selain tetap menciptakan film-film yang menarik, balutan teknologi baru seperti film 3D membuat bisnis bioskop tetap bertahan. Namun tampaknya juga mulai mengalami penurunan pemirsa, seiring banyaknya tersedia layanan rental film lewat internet. (bn/kerjausaha)
Di era tahun 70 hingga 90an, bisnis bioskop merupakan salah satu bisnis yang populer. Bahkan di setiap kampung-kampung sering diadakan nonton layar tancap. Saat itu perfilman Indonesia memang sedang berada masa keemasan. Namun kini, semakin banyaknya orang yang memiliki pesawat televisi di rumah masing-masing dengan berbagai acara variatif, menjadikan bisnis bioskop ataupun bioskop mini seolah-olah ditelan zaman. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya gedung-gedung bioskop di daerah telah beralih fungsi. Di negara-negara barat, nonton di bioskop memang masih mendapat tempat di hati masyarakatnya. Selain tetap menciptakan film-film yang menarik, balutan teknologi baru seperti film 3D membuat bisnis bioskop tetap bertahan. Namun tampaknya juga mulai mengalami penurunan pemirsa, seiring banyaknya tersedia layanan rental film lewat internet. (bn/kerjausaha)
Sumber: www.eciputra.com/berita-4529-ini-5-jenis-bisnis-yang-omzetnya-terus-menurun.html